Kamis, 21 Februari 2013

Berikan Pada yang Spesial

Ada beberapa statement paling aku suka dari Darwis Tere Liye (seorang penulis novel) yg isinya:

"Kita selalu menyimpan sesuatu yang amat berharga; yang hanya akan digunakan dalam situasi paling spesial.

Nah, bukankah 'hati' kita ini juga amat spesial? Masa iya, mau digunakan kapanpun, dimanapun, dengan siapapun. Berceceran perasaannya terlihat dimana2. Sama sekali tidak disimpan.

Seharusnya kita simpan kelak, saat waktunya sudah tepat, untuk seseorang yang paling istimewa."

Senin, 04 Februari 2013

Lelaki Terbaik

Ada artikel bagus nih.. Semoga bermanfaat ^_^



Dua hari lalu, saya menghadiri dua acara akad nikah di Tangerang dan Jakarta. Semua pemberi nasehat perkawinan mengutip hadits Nabi, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan akulah yang paling baik di antara kalian dalam bermuamalah dengan keluargaku.”

Makna tersirat dari hadits nabi itu adalah tidak mungkin seseorang menjadi lelaki yang baik apabila ia tidak baik dengan keluarganya. Kebaikan kepada keluarganya itu kebaikan yang asli, tanpa pamrih. Watak asli seorang lelaki bisa dilihat dari bagaimana ia memperlakukan istri dan anaknya.

Bagaimana memperlakukan istri dan anak dengan baik dan terhormat? Menurut saya setidaknya ada tiga hal yang bisa kita lakukan. Pertama, mengajak istri dan anak untuk selalu mendekat kepada Allah. Dalam bahasa para ulama terdahulu, “Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus.”

Semua hal harus dimulai dengan pertanyaan, “Bila ini saya lakukan, Allah cinta gak ya?” Setelah kegiatan berjalan, kitapun harus tetap bertanya, “Bagaimana caranya agar tangan Allah selalu ikut dalam dalam aktivitas ini?” Lalu, pertanyaan terakhir, “Bagaimana caranya agar kegiatan ini bisa menjadi bekal untuk kehidupan nanti?” Seorang lelaki yang cerdas akan selalu mengajak istri dan anaknya “membawa” Sang Maha dimanapun dan kapanpun.

Kedua, sebagai lelaki kita harus bermental “to give” bukan “to get”. Apa artinya? Kita harus selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada istri dan anak. Bukan justru selalu bertanya, “Apa yang bisa saya dapatkan dari mereka?” Seorang lelaki terhormat juga sangat tidak pantas mengungkit-ungkit kebaikan dan pemberian kepada istri dan buah hatinya.

Ia juga perlu sering merenung, “Apakah saya sudah menyediakan waktu terbaik untuk mereka? Apakah saya sudah memberikan saran dan arahan yang terbaik untuk istri dan anak saya? Apakah yang saya lakukan ini benar-benar bisa menjadikan mereka SuksesMulia di kemudian hari?

Ketiga, lelaki itu menjadi “pakaian” bagi keluarganya. Fungsi pakaian itu melindungi, menutupi hal-hal yang memang harus ditutupi dan menjaga kehormatan sang pemakaianya. Seorang laki-laki harus menyediakan waktu untuk istri dan anaknya saat mereka ingin curhat, saat ada sesuatu yang membuat mereka gelisah dan perlu perlindungan.

Seorang lelaki juga akan menjaga kehormatan dan harga diri anggota keluarganya. Dia tak akan mengumbar cerita kelemahan dan keburukan istri dan anaknya. Ia akan sibuk mensupport dan mendukung anggota keluarganya sembari memperbaiki kelemahan-kelemahannya. Ia memahami bahwa semua hal adalah proses, perlu waktu dan perlu kesabaran membina istri dan anaknya.

Mulailah menjadi lelaki baik dari rumah, sebab itu cerminan hakiki siapa sejatinya Anda…

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

Kamis, 24 Januari 2013

Istri Adalah Manajer dan Partner

Abis nemu artikel pak @JamilAzzaini yang bagus...



Wanita dinikahi bukan untuk melakukan aktivitas memasak dan mencuci. Apabila ia bisa memasak dengan rasa yang lezat itu adalah bonus, bukan kewajiban. Istri adalah manajer di dalam rumah. Namanya manajer seyognyanya punya staf alias anak buah maka tugas suamilah menyediakan pembantu untuk istrinya.

Seorang istri harus memastikan bahwa keadaan dan suasana rumah nyaman bagi penghuninya. Ia akan mengusahakan dengan sekuat tenaga agar anggota keluarga betah dan kerasan tinggal di dalam rumah. Sebagai manajer, ia yang bertanggungjawab atas kerapian, ketertiban, kebersihan dan kenyamanan rumah.

Oleh karena itu, seorang istri tidak boleh terlalu lelah melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis seperti mencuci, ngepel, memasak dan sejenisnya. Sebab, tugas lain selain sebagai manajer juga memerlukan energi yang besar. Apa itu? Istri juga sebagai partner bagi suami. Ia adalah teman diskusi yang cerdas dan menyenangkan bagi suami.

Tugas istri begitu berat, sungguh tidak pantas seorang suami merendahkannya. Apabila ternyata istri Anda belum sanggup berperan sebagai manajer dan partner, maka tugas suamilah menyiapkan dan mendidiknya. Tanpa manajer dan partner yang hebat, pertumbuhan kesuksesan dan kemuliaan hidup Anda bisa terhambat dan tersendat.

Sebagai manajer dan partner, maka perlakukanlah istri secara terhormat. Dia bukan staf atau karyawan Anda. Dia juga bukanlah pembantu Anda. Bila Anda belum punya pembantu atau mungkin pembantu tidak masuk kerja, ringankanlah dan bantulah istri Anda.

Perlakuan kita terhadap istri akan sangat mempengaruhi perlakuan istri kepada anak-anak di rumah. Apabila kita memperlakukan istri secara terhormat maka akan berpeluang besar menghasilkan anak-anak yang percaya diri, memiliki jiwa kepemimpinan dan kemandirian. Dalam jangka panjang, anak-anak akan tumbuh ke arah hidup yang lebih bermartabat dengan karakter yang kuat.
Sudahkan kita memperlakukan istri sebagai manajer dan partner?

Salam SuksesMulia!
Jamil Azzaini
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

Sabtu, 12 Januari 2013

Menulislah

Abis baca tulisannya Darwis Tere Liye (seorang penulis novel) yang membuatku termotivasi untuk selalu semangat menulis..



Ini yang dia tulis..
menulislah, karena yakin tulisan kita bisa merubah.

menulislah, karena yakin tulisan kita bisa menghibur.

menulislah, karena yakin tulisan kita bisa menemani.

kita tdk pernah tahu. boleh jadi di sana… di salah-satu gedung tinggi, apartemen2, padatnya kota hongkong, di sebuah kamar sempit, lelah setelah bekerja sepanjang hari, dimarahi majikan, kangen negeri sendiri, ada seseorang yg tertawa, menangis, tiba2 merasa begitu bersemangat, memiliki inspirasi, setelah membaca tulisan kita. salah-seorang saudara kita yg jadi TKW. blog, MP, notes kita menjadi penghiburan.

kita tdk pernah tahu. boleh jadi di sana… di kolong jembatan, kota yg panas, tanah dgn onta dan korma, di balik dinding kardus. lelah setelah berminggu terkatung menjadi imigran tdk diinginkan, ada seseorang yg tertawa, menyeka pipi, buncah oleh pengharapan, setelah membaca tulisan kita. salah seorang saudara kita yg jadi buruh imigran di arab, terusir seperti gelandangan, tdk ada yg mau mengurusi. blog, MP, wordpress, notes kita menjadi teman.

kita tdk pernah tahu. boleh jadi, ibu2 buronan besar itu, yg hampir dua tahun minggat, bersembunyi di negeri orang, selalu melepas kerinduan atas tanah air dari rumah kontrakannya, dengan membuka blog, MP, wordpress, notes kita. bahkan tdk sabaran kapan cerbung kita akan bersambung, hendak menyapa takut ketahuan lokasinya.
menulislah, dgn keyakinan bahwa itu bisa merubah, menghibur dan menemani. jangan pedulikan jumlah komen, jumlah like, jumlah pengunjung. menulislah! karena dunia ini akan jauh lbh baik jika semua orang pintar menulis–bukan pintar bicara.

menulislah!

Semoga bermanfaat ^^

Selasa, 08 Januari 2013

Kagum Sama Nenekku

Tanggal 30 Desember 2012, aku berlibur ke Tasikmalaya sekeluarga, tanpa adikku yang di Jogja. Tadinya sih mau seminggu sebelumnya itu kami mau liburan ke Jogja ketemu adikku, tapi berhubung di perumahanku lagi banjir, jadi ibu masih takut untuk meninggalkan rumah. Akhirnya setelah tidak lagi turun hujan, ayahku mengajak kami ke Tasik di hari minggunya.
Senang sekali, akhirnya setelah seminggu lebih di rumah aja aku bisa liburan ke luar kota. Yippii^^

Di Tasikmalaya, seperti biasa setiap sedang libur, nenekku (ibunya ibu) selalu kebanjiran pesanan kue. Nenekku dari dulu menerima pesanan kue. Biasanya nenek membuat pastel, ongol-ongol, kelepon, wafel, dan masih banyak lagi.

Nenekku memang hebat, dari usahanya berjualan kue, beliau mampu menyekolahkan ketiga anaknya hingga menjadi Sarjana. Ibuku sarjana S1, adiknya D3 Bahasa Inggris dan ia sekarang bekerja di Oriflame sebagai Senior Forecaster Indonesia, sementara itu adik ibuku yang terakhir lulusan S2 dan sekarang bekerja di Kantor Pelayanan Pajak.

Kakekku bekerja sebagai pengantar barang seperti lemari, kursi dan lain-lain menggunakan mobil bak'nya. Karena penghasilan dari pekerjaan kakek tak mencukupi, maka nenekku membantu kakek dengan berjualan kue.


Hal yang membuatku kagum adalah nenekku begitu disiplin, tekun dan selalu semangat dalam membuat kue. Sekitar jam 4 pagi beliau sudah bangun dan membuat kue bersama karyawannya.
Aku jadi mikir, nenek saja punya sekitar 4-5 karyawan, kenapa aku belum punya 1 karyawan pun? Masa kalah sama nenekku sih -___-

Aku juga jadi teringat kata-kata ayah "jangan lama-lama jadi karyawan".
Tapi entah kenapa selalu saja masih ada 'tapi' saat aku ingin mencoba meninggalkan dunia karyawan sedikit ada ketakutan untuk memulai usaha.

Hmm.. Baiklah, insya Allah ada jalan kok. Tenang, tenang. Disiapin dulu dari sekarang. Mentalnya, modalnya, dikuatin lagi niatnya, dan segala-galanya. Selain supaya bisa memberi lapangan pekerjaan ke orang lain, yang terpenting adalah niatin semua karena Allah. Semoga aku bisa segera lepas dari status 'karyawan' menjadi pengusaha. Aaaamiiinn..^^

Minggu, 06 Januari 2013

Belum Sempat

Wah, sepertinya aku belum bisa menepati janji untuk menulis blog setiap hari. Padatnya waktu membuatku tak sempat menulis di blog *sok sibuk* Hehe

Gini aja deh, aku insya Allah akan nulis blog minimal 10 artikel dalam sebulan.
Mudah-mudahan bisa ya.

Berhubung sudah mau jam 10 (salah 1 resolusiku di 2013 adalah tidur paling malam jam 10), jadi aku nulis blognya nanti ya pas sempat. Oke. See you my blog..^^

Minggu, 30 Desember 2012

Istiqomah

Assalamualaikum Wr.Wb.


Blogku, tak terasa tahun 2012 udah mau abis. Setahun berlalu begitu cepat. Banyak hal besar terjadi di tahun ini. Terutama mengenai perubahan masa yang aku alami. Masa-masa dimana dulunya aku masih sekolah dan masih kuliah. Alhamdulillah di tahun ini aku sudah bisa punya penghasilan sendiri karena sudah menjadi seorang karyawan swasta di salah satu perusahaan di kawasan Jakarta Selatan (duh, bahasa berita banget sih. hihi)

Di tahun ini pula aku kembali 'disentil' sama Allah dan aku berjanji untuk nggak 'bandel' lagi sama Allah. Iya, dan aku juga janji sama diriku sendiri kalau aku itu benar-benar telah hijrah dan nggak mau kembali melakukan 'kesalahan' itu lagi. Cukuplah, masa-masa 'buruk' itu tak terulang lagi dan aku ingin berusaha semampuku untuk makin sayang sama Allah. Kan kalau sayang sama Allah berarti ngga mau bikin Allah kecewa dan marah lagi kan?^^

Aku bersyukur bisa kerja di kantor yang bos-bos'nya baik, manajernya juga baik, begitu juga teman-teman kantor yang baik-baik. Sejauh ini ngga begitu membuatku stres kok kerja di tempatku yang sekarang. Masuk kerjanya pun nggak perlu isi absen. Tapi bukan berarti bisa datang sesuka hati. Rata-rata sih orang kantor datang jam 9-10an.

Aku juga bersyukur di tahun ini sebagian impianku bisa terwujud. Ngga usah aku kasih tau ya apa aja. Ini rahasiaku aja. Hihi. Yang jelas ada 8 impianku terwujud. Waktu itu aku ngitung sih 10. Pas diitung lagi ternyata ada 8. Hehe.

Resolusiku di tahun 2013, aku ingin...
Kasih tau nggak ya? Hehehe. Jangan ah. Aku aja sama Allah yang tau. Malu kalo aku tulis disini :p

Hmm.. Penasaran ya? Yaudah deh aku kasih tau salah satunya aja ya. Ya, daripada penasaran banget kan? Hahaha.

Salah satunya sih aku pengen istiqomah nulis. Seperti Pak Jamil Azzaini. Hehe. Aku suka baca artikel-artikelnya di blognya yang sangat menginspirasi. Aku ingin seperti dia yang setiap hari menulis untuk menginspirasi banyak orang, mengubah sudut pandang banyak orang, dan sampai bisa mengubah sifat orang.

Aku ingin di tahun 2013 bisa semakin istiqomah. Istiqomah ibadahnya, istiqomah nyari ilmunya, istiqomah berbakti sama orang tua, istiqomah nyari maisyah'nya (nafkah) (supaya semata-mata karena Allah) dan istiqomah hal lain yang baik-baik dan membuatku makin jadi pribadi yang lebih baik.

Doain juga ya supaya aku bisa istiqomah nulis. Kalau misalnya nggak ada kejadian seru di hari itu gimana ya? Aku ceritain apa dong di blog? Hehe. Ah, itu urusan belakangan deh, yang penting doain aja aku istiqomah buat nulis. Mudah-mudahan bisa menginspirasi meskipun sedikit :D

Doain juga ya supaya resolusiku di tahun 2013 bisa terwujud. Aamiinn \\(^_^)//