Minggu, 30 Desember 2012

Istiqomah

Assalamualaikum Wr.Wb.


Blogku, tak terasa tahun 2012 udah mau abis. Setahun berlalu begitu cepat. Banyak hal besar terjadi di tahun ini. Terutama mengenai perubahan masa yang aku alami. Masa-masa dimana dulunya aku masih sekolah dan masih kuliah. Alhamdulillah di tahun ini aku sudah bisa punya penghasilan sendiri karena sudah menjadi seorang karyawan swasta di salah satu perusahaan di kawasan Jakarta Selatan (duh, bahasa berita banget sih. hihi)

Di tahun ini pula aku kembali 'disentil' sama Allah dan aku berjanji untuk nggak 'bandel' lagi sama Allah. Iya, dan aku juga janji sama diriku sendiri kalau aku itu benar-benar telah hijrah dan nggak mau kembali melakukan 'kesalahan' itu lagi. Cukuplah, masa-masa 'buruk' itu tak terulang lagi dan aku ingin berusaha semampuku untuk makin sayang sama Allah. Kan kalau sayang sama Allah berarti ngga mau bikin Allah kecewa dan marah lagi kan?^^

Aku bersyukur bisa kerja di kantor yang bos-bos'nya baik, manajernya juga baik, begitu juga teman-teman kantor yang baik-baik. Sejauh ini ngga begitu membuatku stres kok kerja di tempatku yang sekarang. Masuk kerjanya pun nggak perlu isi absen. Tapi bukan berarti bisa datang sesuka hati. Rata-rata sih orang kantor datang jam 9-10an.

Aku juga bersyukur di tahun ini sebagian impianku bisa terwujud. Ngga usah aku kasih tau ya apa aja. Ini rahasiaku aja. Hihi. Yang jelas ada 8 impianku terwujud. Waktu itu aku ngitung sih 10. Pas diitung lagi ternyata ada 8. Hehe.

Resolusiku di tahun 2013, aku ingin...
Kasih tau nggak ya? Hehehe. Jangan ah. Aku aja sama Allah yang tau. Malu kalo aku tulis disini :p

Hmm.. Penasaran ya? Yaudah deh aku kasih tau salah satunya aja ya. Ya, daripada penasaran banget kan? Hahaha.

Salah satunya sih aku pengen istiqomah nulis. Seperti Pak Jamil Azzaini. Hehe. Aku suka baca artikel-artikelnya di blognya yang sangat menginspirasi. Aku ingin seperti dia yang setiap hari menulis untuk menginspirasi banyak orang, mengubah sudut pandang banyak orang, dan sampai bisa mengubah sifat orang.

Aku ingin di tahun 2013 bisa semakin istiqomah. Istiqomah ibadahnya, istiqomah nyari ilmunya, istiqomah berbakti sama orang tua, istiqomah nyari maisyah'nya (nafkah) (supaya semata-mata karena Allah) dan istiqomah hal lain yang baik-baik dan membuatku makin jadi pribadi yang lebih baik.

Doain juga ya supaya aku bisa istiqomah nulis. Kalau misalnya nggak ada kejadian seru di hari itu gimana ya? Aku ceritain apa dong di blog? Hehe. Ah, itu urusan belakangan deh, yang penting doain aja aku istiqomah buat nulis. Mudah-mudahan bisa menginspirasi meskipun sedikit :D

Doain juga ya supaya resolusiku di tahun 2013 bisa terwujud. Aamiinn \\(^_^)//

Kamis, 27 Desember 2012

Tentang Ulang Tahun

Assalamualaikum blog tercintaku. Lama kita tak jumpa ya. Hihi.

Harusnya tulisan ini aku buat tanggal 13 Desember kemarin, tapi aku benar-benar sedang tak ada waktu menulis di blog saat itu. Dan di tanggal 25 ini aku baru sempat menulis lagi. Hihi. Lama juga ya jaraknya -___- Baiklah, aku akan mencoba cerita sedikit tentang ulang tahun. Disini, aku akan mengambil sudut pandang pencerita yang sedang bercerita di tanggal 13 desember 2012.

13 Desember 2012


Tanggal 12 Desember kemarin teman SMA-ku ulang tahun. Teman yang selama hampir 2 tahun duduk bersamaku. Sebut saja Sakura (nama disamarkan. Hehe). Tanggal ulang tahunnya saat itu cukup unik. 12-12-12. Tanggal yang bagus kan? Hehe.

Setelah aku mengucapkan selamat ulang tahun dan mendoakan yang terbaik untuk Sakura, aku bertanya apakah orang yang dulu pernah bersamanya sudah mengucapkan ulang tahun atau belum, dia jawab belum. Tapi malamnya temanku ini bbm aku dan bilang bahwa orang itu sudah mengucapkan ulang tahun via bbm yang isinya: “Ulang Tahun Ya. HBD. WYATB” yang artinya Happy Birtday. Wish You All The Best.

Entah kenapa aku merasa sedih baca bbm itu. Bayangkan dong. Ucapan ulang tahunnya disingkat gitu. Emang itu orang pake Esia ya, yang jumlah pulsanya berkurang hanya sesuai jumlah karakter sms yang dikirimkan? Padahal bbm’an tapi ngucapinnya sesingkat itu. Ckck.

Mungkin banyak yang menganggap ucapan ulang tahun itu kurang penting, tapi sadar nggak sih, ucapan ulang tahun itu bisa jadi hal yang istimewa kalau diucapkan dengan ucapan yang tulus. Nggak usah doa yang terlalu panjang, yang penting kelihatan kalau yang ngucapin itu mendoakan yang terbaik. Duh, tapi kalau singkat begitu sih sama sekali ngga berkesan ah. Bukannya suuzon, tapi dari situ keliatan banget ngga niatnya. Iya ngga sih?

Gini ya, ulang tahun itu kan cuma setaun sekali. Apa salahnya sih mendoakan yang terbaik untuk teman, keluarga, maupun kerabat kita? Doakan yang baik, yang tulus, dan ikhlas. Coba deh. Yang kita doakan pasti seneng. Selain itu apa yang kita doakan untuk orang lain toh insya Allah akan kembali kepada kita.

Tapi ya kalau memang benar-benar sibuk dan tak mempunyai waktu yang banyak untuk mengucapkan ulang tahun ya silakan aja sih singkat ucapannya. Cuma klo menurutku sih jadi terlihat ga berkesan dan ga niat gitu. Hehe

Oh ya, ada hal lain lagi yang aku heran. Yaitu orang yang tak mencantumkan tanggal lahir di facebooknya. Aku heran, orang itu tak mau diketahui umurnya atau bagaimana ya?

Tapi aku pernah bertanya pada salah satu om’ku yang masih lajang. Aku bertanya padanya mengapa ia tak mencantumkan tanggal lahir di fb’nya bahkan orang yang melihat profilnya tak punya akses untuk menulis di dinding fb’nya dan hanya bisa mengirim pesan melalui message di fb.

Om’ku bilang, ia melakukan hal itu karena saat ulang taun, sering banyak yang minta traktir makan. Jadi karena ia tak mau mendapat banyak permintaan untuk mentraktir rekan-rekannya di hari ultahnya’lah yang membuatnya tak menampilkan tanggal lahir di fb. Hmm.. Itu toh alasannya.

Oh iya, aku juga pernah bertanya pada teman kuliahku kenapa ia tak mencantumkan tanggal lahirnya di fb (saat itu aku tau ulang tahunnya karena menyimpan hari ulang tahunnya di hp) dan dia bilang dia sengaja melakukan itu karena ingin tau siapa teman-temannya yang ingat hari ulang tahunnya. Wah, cara mengetes yang bagus ya. Dia ingin tau seberapa peduli dan seberapa ingat teman-temannya dengan ulang tahunnya.

Aku sih kurang setuju dengan kedua alasan mereka itu. Mengenai alasan om’ku, aku sempat berpikir. Untuk apa takut dimintain traktir sama teman-teman? Mentraktir kan nggak wajib untuk orang yang sedang berulang tahun. Kalau memang tak bisa mentraktir kan bisa bilang ngga punya cukup uang untuk hal itu. Kenapa hal itu dijadikan alasan?

Lalu mengenai alasan teman kuliahku, aku juga berpikir, untuk apa mencoba mengetes supaya tau siapa yang peduli dan ingat dengan ulang tahun temannya? Sekarang ini, orang-orang sibuk dengan urusannya masing-masing. Kadang ulang tahun teman dekat sekalipun bisa lupa saking sibuknya. Menurutku sih, tak ada salahnya mencantumkan tanggal lahir di fb karena dengan begitu orang yang mengetahui hari ulang tahun kita, akan mendoakan kita. Bukankah akan senang sekali mendapat doa dari banyak orang? Sekalipun mungkin kita tak sempat membaca semua doa yang diucapkan teman-teman kita, tapi setidaknya kita mendapat doa dari banyak orang dan kita tahu banyak yang peduli terhadap kita ^^

Kamis, 13 Desember 2012

Sederhana tapi Istimewa ^^

Assalamualaikum blog tercinta. Hehe.

Pasti kamu mikir: "tumben banget si alifah lagi jam kerja gini nulis blog, biasanya sibuk bener ama kerjaannya"

Klo gitu aku akan jawab: "iya nih, soalnya mumpung lagi ada yg mau ditulis, dicurhatin dan diungkapkan" Tsah ilah. Hihi.
Dan alasan lainnya adalah karena hari ini manajerku gak masuk. Dia lagi meriang. Kemarin aja dia minta aku kerokin di kantor. Gara-gara sebelumnya itu pas pagi2, kak adis minta dikerokin aku. Masuk angin gitu. Kenapa masuk angin jadi menular gitu ya? Aneh (-_-")>

Eh tapi, ada cerita juga pas kemarin itu. Jadi ceritanya CEO aku bbm ke manajerku, CEO-ku bilang dia sakit jadi ga bisa ke Indonesia alias harus tetap di Singapura dulu. Nah, manajerku itu pas dapet bbm kayak gitu langsung seneng gitu. Senengnya seneng banget karena ga usah diajak meeting lama2 klo ada CEO di kantor. Hehe.

Tadi paginya manajerku bilang: mungkin gw kualat kali ya lif..
Aku hibur aja dengan bilang: nggak kok mba. mungkin mba lagi mau digugurkan dosa-dosanya sama Allah. Banyak istirahat ya mba :)
Dia pun bls bbm'ku dengan bilang: thanks ya lif

Nah, ini yg mau aku bahas.


Kata2 makasih itulah yg bikin aku seneng banget. Padahal cuma ucapan makasih loh. Tapi entah kenapa efeknya luar biasa banget. Menurutku itu istimewa buatku.

Kenapa aku bilang gitu? Karena dia itu posisinya sebagai manajerku tapi dia tak sungkan untuk sekedar bilang 'thanks'. Orang terdekat saja, sekalipun saudaraku yg lebih tua dariku entah paman/bibi/uwa/dan sebagainya hanya beberapa orang saja yang suka bilang makasih setelah misalnya kubantu apa gitu. Ya, bukannya mengharap ucapan makasih, tapi buatku itu ucapan yang seharusnya diucapkan ketika diberikan sesuatu.

Seringkali, saat aku liat OB di kantorku menyediakan minuman untuk direkturku, direkturku tak mengucapkan terima kasih. Cuek aja. Memang sih itu sudah jadi tugasnya menyediakan minuman. Tapi apa salahnya mengucapkan terima kasih? Ngga sampe lebih dari 5 kata kok.

Kata maaf juga. Ini penting juga menurutku. Saat tak sengaja menginjak kaki orang di bis atau tempat2 umum lainnya, tak bisakah mengucapkan 'maaf'? Masalahnya kakiku sering banget keinjek orang -___-

Hal lain yg bikin aku salut lagi, setiap minta tolong, manajerku selalu mengawali dengan kata "punten" (bahasa sunda yg artinya permisi/maaf jugaa bisa kayaknya. hehe *maksa*). Padahal dia bukan orang sunda. Dia hanya pernah tinggal di suatu tempat di Jawa Barat sehingga dia tau sedikit2 tentang bahasa sunda.

Jadi, buatlah kata-kata sederhana itu jadi istimewa untuk orang-orang di sekitarmu. Bukan hanya orang terdekat yang kamu kenal saja. Tapi juga untuk orang-orang yang belum kenal sekalipun. Jangan sungkan untuk mengucapkan terima kasih atas apa yg orang lain berikan padamu atau kata maaf saat kamu tak sengaja/sengaja melakukan sesuatu yg kurang enak pada orang.





Senin, 03 Desember 2012

Boneka Pooh

Hei blogku..^^

Hmm.. Aku mau curhat nih. Hehe.
Tau ga, jadi waktu awal tahun 2012, aku pernah nulis di buku impianku. Salah satu isinya adalah aku pengen banget punya boneka winnie the pooh. Entah kenapa aku tuh nggak mau beli. Aku maunya dapet boneka itu dari hadiah. Lebih spesial gimana gitu klo dapet hadiah yg bener" kesukaanku banget. Hihi :p


Trus", ternyata di hari rabu, tepatnya tanggal 28 desember 2012, aku dapet boneka winnie the pooh^^. Aku aja tau kalau aku dapet boneka pooh itu dari ibuku. Ibu bbm aku sewaktu aku sedang berkutat dengan notebook'ku di kantor (bahasamu fah, berkutat -__-) hehe

Kata ibu, nama pengirimnya Dina. Aku kaget. Dina mana coba? Aku aja punya 2 temen yang namanya Dina tapi mereka nggak begitu deket sama aku. Yang satu Kak Dina (kk kls pas kuliah), yang satu lagi temen seangkatan beda jurusan. Dua-duanya aja nggak deket sama aku. Gimana bisa aku dapet hadiah dari salah satu diantara mereka.

Ternyata oh ternyata, ibu aku tuh kepo juga. Ibu sampe bela-belain nelpon orang yg namanya Dina buat tau siapa sebenernya yang ngirim. Terus ibu bilang ke aku klo Dina itu semacam toko online shop di Depok. Mba Dina ngga tau siapa yang pesen karna dia malah mikirnya orang yg ada di alamat yg dituju itulah yg pesen bonekanya. Pas ditanya atas nama siapa yg ngirim uangnya, Mba Dina juga bilang ngga tau karena orangnya pake setoran tunai.

Duh, siapa sih sebenernya yang ngirim -__-

Di satu sisi aku seneng ada yang kasih aku boneka kesukaanku.
Tapi di sisi lain aku sedih, ya gimana ngga sedih klo aku ngga tau harus bilang makasih ke siapa :(

Lagipula untuk apa ngirim boneka klo aku ngga tau siapa yg ngirim? Ngga mau diketahui identitasnya? Malu? Atau apa? >,<

Aku sendiri jadi bingung harus diapain itu boneka. Aku lebih suka orang terbuka aja. Kalau mau kasih ya kasih tau namanya. Kecuali kalau mau sedekah gitu baru rahasiain nama.

Ini kan hadiah. Ya, kenapa harus ditutup-tutupi? -___-

Yaudahlah, udah dulu ya. Gatau kenapa aku malah sedih bahas boneka itu. Beneran deh, bukan malah seneng dapet boneka itu. Meskipun emang seneng impianku punya boneka itu tercapai.

Tapi senengnya mungkin hanya 20%. Sisanya sedih. Sedih ga tau harus bilang makasih ke siapa. Ke Allah sih udah pasti harus bilang makasih. Tapi orang yg dikirim Allah untuk ngirim boneka itu ke rumahku itu ya aku ga tau siapa.

Udah ya, aku mau lanjutin kerja. Daahh.. *lanjutin kerja dgn nggak semangat*




Selasa, 27 November 2012

Istri di Mata Suami

Hai blog tercinta, aku nemu artikel Pak Jamil yang bagus banget nih. Aku share disini ya ^^

By jamilazzaini ⋅ November 8, 2012

Kata-kata indah itu baru bermakna bila kita menjalankan dan merasakannya. Dulu saya tidak memahami mendalam makna kata, “Jika kamu berpikir bisa, pasti kamu bisa.” Saya paham kata-kata itu setelah punya banyak pengalaman mewujudkan impian-impian hidup yang oleh sebagian orang diyakini tidak mungkin.

Saya dulu juga tidak paham makna kalimat, “Di balik laki-laki yang sukses terdapat wanita yang hebat, yaitu istrinya.” Saya menyadari kata-kata itu setelah saya sering pergi ke berbagai tempat tanpa istri saya. Di dalam kamar hotel sendirian, itu sangat menyiksa, sulit tidur dan selalu terbayang wajah istri. Begitu pula, bila saya grogi dan tidak percaya diri ketika hendak tampil memberikan seminar atau training, telpon atau SMS dari istrilah yang membuat saya tenang.


Bagi orang jawa, istri itu “garwo” sigare nyowo (separuh jiwa). Bagi saya istri itu bukan hanya “garwo” tetapi lebih dari itu, ia ibarat air. Tanpa air kita tak bisa hidup, 70 persen lebih tubuh kita terdiri dari air. Begitu susunan air ditubuh kita rusak, maka rusak pula tubuh kita. Ia sangat penting dalam keberlangsungan hidup kita.

Istri juga partner dan mitra suami. Istri bukan staf apalagi pembantu kita. Sungguh hinalah lelaki yang menikahi wanita karena alasan agar ada yang mencuci atau memasak buat dirinya. Ia ada untuk menyempurnakan hidup kita. Ia ada agar hidup kita semakin “hidup”. Ia ada untuk mendampingi kita ke jalan yang diridhoi-Nya. Ia mitra dalam mendidik, mengarahkan dan mendamping anak-anak agar kelak manjadi generasi yang SuksesMulia, hebat di dunia dan selamat di akhirat.

Istri juga ibarat “pakaian” buat kita. Dialah yang menghangatkan saat kita kedinginan. Dialah manusia yang rela menutupi kotoran-kotoran dan kelemahan dalam hidup kita. Dialah yang “mempercanti” penampilan kita. Tanpa pakaian, kita tak akan berani keluar rumah, tanpa istri kitapun bukan siapa-siapa.

Istri juga pengganti ibu. Usai kita lelah mencari nafkah, usai kita mendapat tepuk tangan dan apresiasi dari banyak orang, sesampainya di rumah kita perlu bermanja. Saat di rumah kita ingin seperti “anak bungsu”, dimanja, tidur di pangkuan, dibelai dan dilayani seperti anak-anak balita. Itu semua hanya bisa dilakukan oleh istri kita.

Istri ada untuk dijaga. Istri ada untuk dimanja. Istri ada, untuk dimuliakan. Istri ada, untuk menjadi mitra mengumpulkan bekal bertemu dengan Sang Maha…

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

Kamis, 15 November 2012

Jika Aku Sudah Menjadi Ibu Nanti....


12 November 2012

Hei blogku, aku mau curhat nih. Pagi tadi aku ngeliat kejadian yang bikin aku sedih. Kan aku lagi mau beli nasi uduk untuk bekal makan siangku, terus di deket tempat jualan nasi uduk itu ada anak kecil nangis sambil teriak-teriak gitu. Kira-kira usia anak itu sekitar usia anak TK gitu deh. Anak laki-laki itu lagi sama pengasuhnya. Pengasuhnya ngajak anak itu pulang tapi anak itu nggak mau diajak pulang. Dia ngamuk-ngamuk mau ikut ibunya yang saat itu duduk di atas motor. Ibunya udah siap-siap mau berangkat kerja gitu.

Hal yang membuatku heran itu, kenapa anak itu sebegitu ngamuknya saat ibunya mau pergi ninggalin kerja? Bukannya bermaksud suuzon sih. Tapi, apakah anak itu bersikap kayak gitu karena nggak suka sama pengasuhnya atau dia emang nggak mau ditinggal ibunya pergi bekerja? Terlepas dari itu semua sih sebenernya ada hal penting yang bisa aku simpulkan dari melihat kejadian itu. Ya, kesimpulan pentingnya sebaiknya seorang ibu tak perlu bekerja dengan meninggalkan anaknya di rumah. Meskipun di rumah ada orang tua atau mertua atau pengasuh yang akan mengurus anak itu tapi bagaimanapun juga anak itu lebih membutuhkan ibunya.

Anak-anak itu ingin dekat dengan ibunya setiap hari tapi bukan di malam hari saat sang ibu tersebut juga perlu beristirahat sepulang dari kantor. Aku mengerti apa yang dirasakan anak anak saat ditinggal ibunya bekerja. Sedih juga ya membayangkannya. Aku yang sudah bekerja dan ditinggal beberapa hari keluar kota sama ibu aja kangennya minta ampun deh sampe mau nangis segala. Gimana mereka yang ditinggal hampir setiap hari oleh ibu mereka? :(

Oh iya, aku juga pernah tuh waktu mau berangkat kerja. Seperti biasa, sebelum naik angkutan umum, aku kan dianter ayahku sampai depan komplek tuh. Adikku yang paling kecil yang umurnya masih 2 tahun kurang, dede hirin, pengen ikut ayahku anter aku naik motor. Sampai di depan komplek, aku salim sama ayahku abis itu aku ulurkan tanganku ke de hirin supaya dia salim sama aku. Sebelum naik angkot, dede hirin nangis melihatku pergi ninggalin dia. Aku jadi ikut sedih liat dia nangis.

Aku sudah duduk di angkot pun adikku masih nangis. Aku jadi membayangkan bagaimana jadinya kalau aku bekerja setelah menikah dan punya anak, lalu meninggalkan anakku di rumah untuk bekerja sebagai pegawai kantoran gitu. Sungguh ibu yang tega sekali jika aku seperti itu pada anakku nantinya :(

Saat itu saja posisiku adalah sebagai seorang kakaknya dede hirin. Tapi rasa sedih meninggalkannya bekerja sehingga membuatnya menangis saja sudah membuatku sedih.
Sejak saat itu dan setelah melihat kejadian anak nangis yang tak mau ditinggal ibunya bekerja membuatku punya tekad bahwa aku tak ingin bekerja sebagai pegawai kantoran setelah punya anak nanti. Aku tak mau jauh dari anakku. Tak mau meninggalkan anakku untuk bekerja di luar rumah yang bisa menghabiskan waktu hampir setengah hari.

Aku juga tak mau menyerahkan sepenuhnya kewajibanku sebagai seorang ibu dengan menitipkan anakku pada orang tuaku atau mertuaku sekalipun mereka mau membantu mengurus anakku. Aku juga tak mau menitipkannya seharian pada pengasuhku jika nantinya aku punya pengasuh. Biarlah kewajiban mencari nafkah itu menjadi tugas utama dan tanggung jawab suamiku. Kalaupun aku nantinya punya pengasuh, dia hanya orang yang membantu mengurus anakku saja. Bukan menjadi tanggung jawab utama pengasuhku dalam mengurusnya. Karena seorang ibu’lah yang seharusnya mengurus anak anaknya, mendidiknya, merawatnya dengan kasih sayang seorang ibu pada anaknya.

Jika aku sudah menjadi seorang ibu dan aku ingin bekerja, aku ingin bekerja di rumah saja. Mencari penghasilan melalui usaha berjualan online atau apa saja asalkan tidak membuat tanggung jawabku sebagai seorang ibu rumah tangga berpindah tangan pada orang lain.

Banyak pertanyaan di kepalaku kenapa ada orang tua yang mau menitipkan anaknya pada orang tua / mertua mereka. Apa mereka tak kasihan pada orangtua mereka? Orang tua yang sudah membesarkan mereka harus mengurus cucunya karena sang ibu bekerja. Tak terpikirkankah oleh para orangtua itu, bahwa kakek/nenek mereka sudah seharusnya dilayani mereka bukan melayani cucu mereka. Mereka sudah seharusnya tak lagi bertugas mengurus anak orang sekalipun itu adalah cucu mereka sendiri. Ah, sungguh tak tega membayangkannya.

Mudah mudahan apa yang aku tulis disini bukan hanya sekedar wacana tapi juga bisa kupraktekkan di kehidupan rumah tanggaku nantinya. Semoga Allah memudahkan hamba hamba Nya yang ingin meraih surga Nya dengan bertanggung jawab penuh atas kewajiban nantinya sebagai seorang istri dan ibu sholeha. Aamiinnn :)

Jumat, 14 September 2012

Punya Adik Lagi

Ditulis bulan Juli..

Aku terbangun dari tidurku kemudian duduk dan diam sejenak. Menatap dinding kamarku dengan tatapan kosong. Aku bermimpi punya adik lagi. Saat itu aku takut, aku takut mimpiku jadi kenyataan. Apalagi beberapa waktu lalu ayah-ibuku membuka wacana padaku mengenai bagaimana jika menambah adik lagi. Menurutku sih punya 3 adik saja sudah cukup. Aku dilahirkan sebagai anak pertama kedua orang tuaku dan saat ini aku sudah bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Adikku yang pertama perempuan, ia masih kuliah semester 2. Adik keduaku laki-laki, ia masih duduk di bangku SMP, dan adik ketigaku yang juga laki-laki, ia masih duduk di bangku SD. Sepertinya sudah lengkap jika ayah-ibuku cukup mempunyai 2 anak perempuan dan 2 anak laki-laki.

Bagaimana menurut kalian yang berumur 20-an seperti aku? Bukankah memiliki tiga adik sudah lebih dari cukup? Masa mau punya adik lagi? Ya, mungkin diantara kalian ada yang menganggap tak jadi masalah jika mempunyai adik lagi. Tapi buatku 3 adik itu sudah cukup. Adik-adikku yang lain juga sebenarnya tidak ingin punya adik lagi. Punya 3 adik aja udah repot buatku, gimana kalau aku punya 4 adik?

Tunggu, itu aku kan hanya bermimpi punya adik. Untuk apa juga aku kepikiran terus dan kesal sendiri dengan mimpiku? Mimpi kan hanya bunga tidur, ya kan teman-teman?

Mimpi memang hanya bunga tidur. Namun tak lagi jadi bunga tidur ketika hari itu tiba. Hari dimana aku mendengar kabar dari ibuku bahwa ibuku hamil (lagi). Ini merupakan ‘surprise’ yang membuatku kaget luar biasa. Ibuku umurnya sudah 42 tahun tapi masih bisa hamil lagi. Rona di wajahku tak begitu antusias dibanding adik-adikku yang lain saat mendapat ‘surprise’ itu. Aku merasa biasa-biasa saja walaupun aku perlihatkan wajah gembira pada keluargaku.

Keluargaku tak menyangka mimpi yang kuceritakan waktu itu benar-benar jadi kenyataan. Mereka saja tak menyangka, bagaimana aku yang mengalami mimpinya?

Tak hanya aku dan keluargaku saja yang kaget dengan ‘surprise’ ini. Teman-temanku yang kuceritakan saja kaget luar biasa. Mereka tak menyangka saja aku yang sudah berusia 20 tahun dan sudah kuliah akan punya adik lagi. Di usiaku yang sudah menginjak kepala dua ini harusnya udah ngasih cucu ke orang tua, gitu kata mereka. Iya sih, emang harusnya gitu. Tapi kan aku belum siap nikah dan punya anak saat itu. Hehe.

Hari demi hari hingga bulan demi bulan terlewati. Aku tak lagi mengeluh bahwa aku akan punya adik (lagi). Anak itu kan titipan dari Tuhan. Aku bisa bayangkan bagaimana kalau aku yang menjadi bayi yang ada di kandungan ibuku. Pastinya dia akan sedih sekali bila kehadirannya tak diharapkan kakak-kakaknya. Maafkan kakak ya calon adikku.

Hampir setiap hari adikku yang masih SD, namanya Amin, menciumi perut ibuku. Sering juga Amin mengajak bicara janin di perut ibuku dan berharap calon adikku bisa mendengarkan hal-hal yang sering diceritakan kakaknya itu. Melihat hal itu aku senang sekali karena adikku yang masih SD itu saking sayangnya sama calon adikku yang akan lahir sampai berbuat seperti itu. Wah, Amin calon kakak yang baik ternyata.

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Adikku akan segera lahir. Semuanya sudah dipersiapkan sebaik mungkin. Aku menjaga rumah sementara adikku yang masih kuliah yang menemani ibu di bidan sampai ibu melahirkan. Teringat ketika kandungan ibuku 7 bulan, ibu memeriksakan ke dokter kandungan untuk melakukan USG kehamilannya. Akulah yang menemani ibu waktu itu. Dokter bilang kemungkinan anaknya laki-laki. Padahal ibuku sangat berharap adikku yang ada di perut ibu perempuan. Tapi ibu tetap bersyukur kalaupun ternyata kehendak Tuhan adalah memberikan satu anak laki-laki lagi di keluargaku.

Di saat aku sudah tak ingin mengeluh lagi karena akan punya adik lagi, aku jadi merasa ketakutan gara-gara teman kampusku bilang risiko untuk ibu yang hamil di atas usia 35 tahun cukup tinggi. Ketakutanku makin bertambah setelah aku membaca beberapa artikel di internet tentang risiko pada ibu yang hamil di atas usia 35 tahun itu selain bahaya untuk keselamatan ibu dan bayi di dalam kandungan tapi juga bisa mempengaruhi kesehatan bayi itu. Dalam artikel yang kubaca, risiko atau komplikasi yang sering terjadi pada wanita atau ibu yang hamil di usia 40 tahun atau tepatnya di atas usia 35 tahun adalah hipertensi, pendarahan saat melahirkan, dan berkurangnya tenaga saat melahirkan. Sedangkan risiko untuk janin adalah pertumbuhan janin yang terhambat dan cacat atau kelainan janin.

Aku jadi makin khawatir setelah membaca artikel tentang itu. Tapi aku merasa lega saat dokter kandungan mengatakan ibu dan kondisi janin di perut ibu sehat. Dokter bilang yang penting ibuku tidak stress dan selalu berdoa, jadi diharapkan semuanya akan baik-baik saja sampai melahirkan nantinya.

Usia kehamilan ibu sudah menginjak bulan ke-9. Ibu melahirkan dengan persalinan normal. Ibu memang tak pernah melakukan operasi caesar mulai dari melahirkan anak pertamanya sampai anak ke-empat. Wah, super sekali ibuku :’)

Sambil menunggu kabar dari adikku di tempat persalinan, aku teringat obrolan kecil keluargaku di ruang tamu saat ibu masih hamil dede Hirin di usia kandungan ibu yang menginjak 8 bulan.

“Kalian senang kan bakal punya adik lagi?” tanya ibu memulai percakapan.
“Senang dong bu..” jawab Amin, adikku yang masih SD kelas 6.
“Harus senang dong ibu masih bisa hamil (lagi). Dan tambah senang lagi karena kalian punya adik lagi dari ibu kandung kalian...” kata ibu sambil melirik ayah.
Wajahku dan adik-adikku yang kebingungan mendengar ucapan ibu langsung terjawab saat ibu melanjutkan lagi ucapannya.
“Iya, coba kalau kalian punya adik lagi dari ibu yang berbeda alias istri kedua ayah kalian? Apa kalian bakal senang? Hehe” kata ibu sambil tertawa kecil.

Kami kompak tertawa. Dasar ibu. Ada-ada aja nih. Dari dulu ibu memang suka meledek ayahku. Sebenarnya ibu takut ayah punya keinginan untuk poligami. Apalagi waktu itu kondisi keuangan ayah bisa dibilang sedang ‘wah’. Ujian lelaki itu kan ada pada harta, tahta, dan wanita. Nah, ayahku sudah mendapatkan kesuksesan dengan harta dan tahtanya. Makanya itu ibu agak takut ayah bakalan nikah lagi dan memutuskan untuk poligami. Untungnya ayah tidak seperti itu dan malah memberi adik lagi untukku melalui istri pertamanya. Hehe.

Ingatanku akan percakapan di waktu ibuku hamil 8 bulan dikagetkan oleh bunyi sms dari adikku. Aku terharu membaca sms dari adikku. Di malam hari tanggal 17 Januari 2011 itulah ibuku, adikku dan bidan yang membantu ibuku melahirkan diberikan ‘surprise’ oleh bayi yang baru lahir itu. Bayi yang lahir dari rahim ibuku ternyata perempuan. Iya, perempuan. Wuaaaaa... Senang sekali ibuku dan adikku waktu itu. Apa yang sudah diprediksikan dokter saat ibuku melakukan USG kandungannya tak seperti kenyataan. Semuanya sungguh sulit dipercaya awalnya. Ya, tapi tak ada yang mustahil ketika Tuhan berkehendak bukan? Walaupun saat ibuku USG kemungkinan bayinya laki-laki, namun jika pada akhirnya Tuhan ingin memberikan anak perempuan lagi pada ibuku itu merupakan takdir Tuhan. Itulah kekuasaan Tuhan.

Adikku lahir disambut oleh senyum bahagia ibu, ayah, dan kakak-kakaknya yang lain. Ayah memberi nama adik perempuanku ini dengan nama yang indah sekali. Namanya ‘Akhirina Shaliha Putri’ yang artinya anak perempuan terakhir yang diharapkan menjadi anak terakhir yang sholeha. Aamiin.

Lahirnya adikku ini membuatku jadi makin mengerti betapa pekerjaan seorang ibu sebagai ibu rumah tangga itu merupakan profesi hebat yang sangat mulia sekali dibandingkan profesi apapun di dunia ini. Profesi seorang ibu itu tak hanya 7-8 jam seperti layaknya karyawan yang bekerja di kantor. Seorang ibu bekerja 24 jam non-stop setiap hari. Mulai dari bangun tidur hingga akan tidur kembali, ibu memiliki tugas tak henti untuk mengurus suami, mengurus anak, dan mengurus rumah hingga beres.

Di malam hari, tak jarang adikku menangis minta ASI atau ngompol karena tidak betah jika popoknya basah. Otomatis ibuku harus bangun dan memberinya ASI bukan? Ibuku juga harus menggantikannya popok kan? Disitulah seorang ibu yang memiliki anak yang masih bayi harus siap sedia bangun di tengah malam untuk melakukan tugasnya.

Ibuku juga bisa mengerjakan beberapa tugas rumah tangga dalam waktu bersamaan. Pernah di suatu hari waktu itu, saat dede Hirin berumur 1 tahun lebih, ia tidak ingin lepas dari gendongan ibu. Akhirnya ibu memasak, menyapu, sekaligus menggendong adikku. Subhanallah, ibuku hebat sekali. Aku yang saat itu sedang mencuci piring merasa salut sekali sama ibuku.

Lahirnya adikku ini juga membuatku sedikit-sedikit belajar bagaimana menjadi seorang ibu. Apalagi saat ayah-ibuku pergi dan aku harus mengurus adikku. Disitulah aku seperti belajar untuk menjadi seorang ibu yang baik. Hehehe.

Mulai dari menyuapinya makan, memandikannya, membuatkan susu, menggantikan popoknya saat ngompol atau pup, mengajaknya bercanda, membuatnya berhenti menangis saat ia menangis, dan hal lainnya. Diujilah kesabaranku disitu.

Di umur dede Hirin yang mulai memasuki umur 1 tahun lebih, mulai banyak hal-hal lucu dan menggemaskan yang dilakukan dede Hirin setiap harinya. Pernah suatu waktu saat aku sedang menyapu, dia ingin ikut menyapu juga. Aku menyetrika, dia ikut ingin menyetrika juga. Aku makan, dia ikut mau makan juga. Aku sholat dia ikut mau sholat juga. Suatu waktu, setelah aku sholat, dia berdiri di atas sajadah yang telah kupakai dan melipat kedua tangan di depan perutnya layaknya orang yang sedang sholat, lalu dia sujud juga di sajadah itu. Keinginannya untuk beribadah dan membantu orang tua sudah terlihat sejak umurnya setahun lebih.


Hal romantis yang pernah dilakukan dede Hirin saat umur 1 tahun 3 bulan yaitu saat aku selesai sholat dan berdoa, dede Hirin datang membawakan kitab suciku (Al-Qur’an) dan memberikannya padaku. Aku terenyuh sekali. Terharu dengan apa yang dilakukan adikku. Mungkin dia tau, sejak aku sudah bekerja, Al-Qur’an jarang sekali kubaca. Dalam seminggu, aku hanya membaca Al-Qur’an dua kali saja di hari sabtu dan minggu. Itupun tak pernah lebih dari 2 lembar dalam sehari. Ya Allah, aku malu sekali pada-Mu. Aku disadarkan untuk membaca Al-Qur’an oleh adikku sendiri yang umurnya saja masih 1 tahun 3 bulan. Makasih ya dede hirin :’).

Ya Allah, jadikanlah adikku ini adik yang sholehah yang bisa menjadi inspirasi keluarganya dan selalu membuat kami termotivasi untuk selalu melakukan kegiatan positif sekecil apapun. Aamiiinn... ^^

Seharusnya

5 September 2012


Hari ini tepat sehari setelah aku berulang tahun. Di hari ini temanku berulang tahun. Namanya Tara. Aku memang tak begitu dekat dengannya. Dia teman sekelasku sewaktu aku kelas 1 SMA. Kalian pasti bertanya-tanya kenapa aku malah membahas hari ulang tahun temanku. Ya kan, ya kan? Hehe. Geer banget sih aku ini.

Alasannya sih sederhana. Aku ingin membahas soal ulang tahunnya di hari ini karena aku iri dengannya. Bagaimana aku tidak iri kalau di hari ulang tahunnya dia diberikan kejutan oleh keluarganya. Kulihat kumpulan fotonya yang dijadikan satu di dp bbm. Saat dia meniup lilin, memotong kue, menerima kue dari keluarganya (entah ibu/kakaknya yang memberi kejutan kue itu). Aku iri. Jujur, aku iri sekali. Aku ingin sekali seperti itu. Diberi kejutan oleh keluargaku. Entah ibu/ayahku. Yang jelas aku ingin. Aku mau. Mau banget :’( :’( :’(

Kenyataannya, di hari ulang tahunku, aku tak mendapatkan hal itu. Ayah hanya memberiku selamat dan mengulurkan tangannya supaya aku salim padanya. Doa yang kuharapkan dari ayah-ibuku saja tak kudengar dari mulut mereka.

Tapi aku senang, sahabat terbaikku, Arfah, dia memberiku kejutan. Meskipun kejutan yang dia berikan ternyata gagal. Hehe. Maaf ya Arfah. Kamu berarti belum lulus ujian ‘kasih kejutan untuk alifah’. Hahaha. Awalnya aku curiga kenapa kamu terus-terusan nanya: “kamu udah pulang atau belum?” “kamu udah dimana?” Jadi ternyata kamu beneran mau kasih kejutan toh?

Biasanya sih aku selalu cek hp sebelum sampe rumah. Tapi entah kenapa setelah ilham datang menjemputku di pure, aku tak melihat hp hingga akhirnya setelah aku sampai di rumah pun aku tak mengecek hp. Dan alangkah kagetnya aku saat aku sudah selesai makan melihat bbm dari kamu kalau kamu udah di kimsun. Ya ampun, maaf ya Arfah. Aku benar-benar membuatmu gagal memberiku kejutan ya? Hehe.

Akhirnya Arfah ke rumahku dan memberiku kado. Aaaaa.. Aku benar-benar merasa terharu sekali sama kamu. Ternyata kamu… Ternyata kamu sahabatku yang paling baik. Padahal aku belum juga sempet beli kado buat kamu pas kamu ulang tahun. Jahat yah aku? :’(

Makasih ya fah. Makasih makasih makasih dan makasih banget buat kadonya. Aku suka. Sukaaaa banget. Kamu mengerti aku banget sih fah. Udah tau warna kesukaanku orange, eh, aku dikasih rok warna orange. Itu tuh rok yang aku mau beli tau XD. Dan kamu kasih kado itu. Gimana aku ga seneng seneng seneng banget kan? Aku agak berlebihan ya? Hmm.. Apa emang berlebihan banget banget banget? Tuh kan malah tambah berlebihan deh aku. Hehe.

Oh iya, balik lagi cerita tentang kedua orangtuaku. Aku tau kedua orang tuaku memang tak romantis. Seharusnya aku bisa memahami kondisi itu. Jadi aku nggak boleh sedih kalaupun kedua orangtuaku tak bisa memberi kejutan padaku di hari ulang tahunku :’)

Seharusnya aku bersyukur Allah masih memberiku kesempatan untuk memasuki awal usia 22 tahun ini dengan pribadi yang sudah baru lagi sejak bulan maret tahun ini :’)

Seharusnya aku bersyukur aku masih memiliki kedua orang tua yang lengkap yang masih menemaniku di awal usiaku yang ke-22 tahun ini :’)

Seharusnya aku tak membanding-bandingkan kedua orangtuaku dengan orangtua orang lain :’)

Seharusnya aku berterima kasih pada kedua orangtuaku yang telah membesarkanku semenjak aku dilahirkan hingga aku bisa sampai seperti ini. Dibiayai kuliah oleh mereka hingga aku bisa lulus D3, lalu dapat pekerjaan di tempat yang nyaman seperti tempat kerjaku sekarang ini :’)

Seharusnya aku yang memberi kedua orangtuaku hadiah. Tak perlu hadiah mahal yang dibutuhkan mereka. Dengan aku memberikan prestasi terbaikku saja mungkin mereka akan senang :’)

Seharusnya aku tak terus-terusan mengeluh dengan apa yang tak kudapatkan di hari ulang tahunku. Mungkin aku memang tak mendapat kado atau kejutan special dari ayah-ibuku, tapi aku senang mereka masih ada di sisiku, di sampingku, menemani perjalanan hidupku dan mensupport aku setiap hari :’)

Seharusnya aku bersyukur memiliki Allah Yang Maha Baik, yang masih memberiku hidayah melalui kejadian-kejadian yang telah kulalui hingga akhirnya aku sadar bahwa Allah tak ingin aku ‘tersesat’ dan jatuh pada orang yang ‘salah’. Ya Allah, mudah-mudahan aku bisa terus istiqomah di jalan-Mu Ya Allah :’)

Rabu, 09 Mei 2012

Tugas Akhir oh Tugas Akhir

Siang itu Tugas Akhirku mendapat 'ACC' dari dosen pembimbing 2 aku setelah berkali-kali mengalami revisi sana-sini. Alhamdulillah, bukan main senangnya aku. 'ACC' dari dosen pembimbing 2 aku ini bagaikan dapat undian berhadiah 10 juta *agak lebay sih* tapi kenyataannya memang butuh perjuangan panjang loh untuk mendapat 'ACC' dari Bapak dosenku yang 'unik' itu. Eits, tunggu dulu. Bukan berarti aku mendapat 'ACC' dengan mudahnya dari Bapak 'unik' itu. Walaupun Bapak 'unik' itu bilang Tugas Akhirku sudah di ACC, aku harus mendapat ttd dari ketua jurusanku, menjilid Tugas Akhir, barulah aku bisa mendapat ttd Bapak 'unik' itu sebagai tanda Tugas Akhirku resmi 'ACC'.

Setelah selesai meminta tanda tangan ketua jurusan, aku bergegas ke tempat jilid Tugas Akhir seperti yang disarankan teman-teman. Mereka juga menjilid Tugas Akhir mereka di tempat itu, sebut saja nama tempatnya 'C'. Katanya sih kalau ngejilid disitu bagus. Aku menyerahkan naskah Tugas Akhirku pada mba-mba petugas penjilidan. Semua ketentuan Tugas Akhirku sudah kukatakan pada mba itu yang dicatatnya di buku kecil pesanan customer. Petugas penjilidan bilang Tugas Akhirku sudah bisa diambil 3 jam kemudian. Saat itu waktu menunjukkan pukul setengah 3. Jadi, Tugas Akhirku baru bisa diambil jam setengah 6 sore. Sebelum pulang ke rumah, aku membayar DP uang Tugas Akhir dan rencananya akan balik lagi jam setengah 6.

Setibanya aku di rumah, ibu menyarankan aku datang kembali kesana besok supaya bisa efektif mengatur waktu. Ibu bilang besok selesai aku ambil hasil jilid, aku langsung ke rumah dosen untuk meminta tanda tangan sebagai tanda ACC. Bagus juga ide ibu.

Esoknya aku datang ke tempat jilid jam setengah 8 pagi karena dosenku bilang jam 10 sudah harus di rumahnya sebelum dosenku pergi. Alangkah kagetnya aku saat petugas memberikan Tugas Akhirnya padaku karena cover TA-nya berwarna merah. Aku shock. Nggak nyangka banget. Apa iya aku salah ngasih tau mba-nya kalau hard cover-nya itu harus warna kuning? Melihat catatan mba-nya, disitu jelas-jelas tertulis permintaanku bahwa hard covernya harus warna kuning untuk jurusan akuntansi!!! Sementara yang merah itu kan untuk jurusan perbankan!!! Bisa-bisanya sih salah gitu?!

Mba itu pun mengaku salah dan mengatakan jam 12 TA-ku baru selesai diperbaiki. Kata-katanya bagaikan petir di siang bolong *agak lebay sih. hihi*. Mau gimana lagi, rasanya emang kayak gitu. Antara mau marah, nangis, kesel, gondok, sebel. Semua perasaan campur aduk jadi satu. Mau marah pun aku jadi nggak bisa. Aku harus udah sampe di rumah dosenku aja jam 10. Lah ini, masa jam 12 baru selesai dijilid.

Setelah menyerahkan kembali TA-ku pada mba itu, aku terduduk lemas di kursi dekat kasir. Aku menangis. Ya, aku menangis disitu. Entah kenapa air mataku keluar begitu saja setelah mendengar pernyataan mba tadi. Nyeseklah ya. Bayangin aja, aku udah dateng dan niatnya mau ambil trus langsung ke rumah dosenku. Lah ini, masa aku harus nunggu lagi 3 jam?? Perasaan malu juga udah nggak bisa ditutupin. Namanya orang udah bener-bener mau nangis mah ya nangis aja. Udah nggak bisa ditahan. Aku hanya bersembunyi di lengan jaket yang kupakai supaya orang-orang tak melihatku saat menangis. Wajahku nggak indah banget kalau lagi nangis *halah, emang waktu nggak nangis indah ya? Hehehe*.

Para pegawai di tempat itu pun melihatku yang sedang menangis. Sebenarnya aku malu banget nangis di tempat umum gitu. Akhirnya setelah tangisku sudah cukup reda aku pun menghampiri mba petugas dan sambil masih sesenggukan aku bertanya kira-kira bisa selesai diperbaiki jam berapa dan aku juga mengatakan bahwa jam 10 aku harus tiba di rumah dosenku jadi sebisa mungkin TA-ku selesai dengan cepat. Mba itu mengatakan setengah jam lagi TA-ku selesai diperbaiki. Aku merasa lega mendengarnya.

Setengah jam kemudian skripsiku selesai diperbaiki. Aku menarik nafas lega. Tuh kan, bisa selesai cepet juga. Ternyata ampuh juga senjata 'air mata'-ku. Hehehe. Nggak sengaja kok nangisnya tadi dan nggak dibuat-buat juga. Jadi jangan salahin aku ya. Hohoho.

Kamis, 05 April 2012

Kangen Masa Kuliah


Hai blogku, aku lagi dilanda kangen nih. Kangen sama masa-masa kuliah. Kangen banget. Bukan kangen belajarnya. Aku kangen rutinitas kuliah sampe setelah pulang kuliah. Kangen sama teman-teman kuliahku. Mereka kangen juga nggak ya sama aku? *ngarep banget dikangenin* Hehe :p

Kalau gitu aku mau nulis tentang kekangenan aku sama masa-masa kuliahku ya. Jadi, aku harap kamu yang lagi baca blogku sekarang ini nggak bosen dengan kata-kata 'kangen'. Kan dari awal aku udah bilang kalau aku lagi kangen. Jadi aku mau tulis di blogku sekarang ini hal-hal yang berhubungan sama tema 'kangen'ku ini. Hohoho.

Aku kangen. Kangen kampusku. Kangen turun di gerbatama UI, tak sengaja bertemu teman sekelas di situ, mengobrol dengan temanku sambil menunggu bis poltek (bipol) atau bis kuning datang. Atau juga janjian ketemu di halte kober dan naik bipol bareng sambil bercanda di bipol.

Kangen saat-saat di kelas. Main kartu UNO bareng, nonton dvd rame-rame ketika nggak ada dosen, ngedengerin dosen cuap-cuap tapi omongannya nggak masuk ke otak, dengerin lagu galau sambil nyanyi bareng-bareng, makan bekal bareng-bareng, foto-foto narsis bareng di laptop, curhat-curhatan sama temen sebangku aku yang tak lain adalah ulfah.

Kangen nongkrong di depan kelas, nunggu dosen datang sambil ngobrol-ngobrol ngomongin segala hal dari yang ngga penting sampai yang penting banget. Hihi :p

Kangen buat rame-rame ngeledekin ketua kelas yang disukai sama salah satu dosen di jurusanku. Dosennya sih katanya 'dosen stres' tapi dia masih suka ke kampus dan mengincar untuk mengajar di salah satu kelas kosong yang belum didatangi dosen.

Kangen saat makan bareng di kawah (kantin bawah). Meskipun aku hanya sesekali ikut makan di kantek. Tapi kebersamaan bersama teman-teman sekelasku memang sangat menyenangkan. Pernah malah saat makan di kawah, aku dan teman-temanku main uno. Padahal kami tau suasana saat itu sedang ramai disana. Tak peduli apa komentar orang-orang. Mainnya kan bareng-bareng, jadi kalau malu ya malu bareng-bareng juga. Hehehe.

Kangen saat jajan bareng di mas ikin. Jajan lidi-lidian, chiki chuba, wafer kecil, gorengan atau roti.

Kangen ledek-ledekan teman-temanku ke dosen yang ganteng atau dosen yang emang kocak dijadiin bahan ledekan :')

Kangen belajar bareng di rumah Resti dan yang ada disana bukannya belajar bareng tapi malah ngobrol bareng, curhat bareng, sama ngerumpi bareng -____-

Kangen buka puasa bersama di rumah Ulfah, belajar bareng di rumah Ulfah yang lagi-lagi kebanyakan ngobrolnya daripada belajarnya. Hehe.

Kangen sholat berjamaah di mushola akuntansi atau di daim dimana aku biasa ditunjuk sebagai imam. Hehe.

Kangen beli cilok di kober setelah pulang kuliah :')

Kangen jalan-jalan bareng ke kota tua naik kereta, bercanda sepanjang perjalanan dan paling rame sampai semua mata tertuju pada keramaian kami. Kangen pergi ke strawberry kafe, sempet nyasar dulu pas naik bajaj menuju tempat ini. Bermain aneka permainan setelah makan dan wajah dipenuhi bedak saat kalah dalam suatu permainan :')

Kangen ke plaza semanggi dan karaoke bareng disana :')

Aaaa... Semuanya pokoknya bikin kangen :')

Senin, 02 April 2012

Sahabatku :'(


31 Maret 2012

Diary, hari ini aku sedih banget denger kabar dari temen SMP-ku. Aku kan abis sms Arfah, sahabatku dari kelas 3 SMP, aku sms dia untuk nanyain dia bisa datang atau nggak ke nikahan Rahmah (teman sekelasku kelas 3 SMP) tanggal 7 April nanti. Nggak taunya yang balas sms-ku itu Devi teman SMP-nya menggunakan hp Devi sendiri. Devi bilang Arfah abis jatoh di dapur rumahnya dan sekarang dia hilang ingatan.

Jantungku berdegup begitu cepatnya saat membaca sms dari Devi. Serius? Sahabatku hilang ingatan? Katanya sebagian memori di otaknya hilang sehingga ia tak bisa mengingat semua teman-temannya. Sedih pengen nangis campur deg"an menghantuiku. Bukan main hatiku langsung gelisah ketika tau tentang kabar itu.

Aku yang saat itu juga sedang sms Sari pun akhirnya mengabarkan pada Sari dan berencana untuk ke rumah Arfah keesokan harinya.

Esoknya aku membawa satu foto yang ada aku, Arfah, dan Sari di dalam foto itu. Harapanku sih Arfah tetap inget sama aku.

Sampai di rumah Arfah, kulihat tatapan Arfah padaku yang berbeda dari biasanya. Sangat berbeda. Tatapan yang tak pernah kulihat sebelumnya. Sungguh, kali itu aku menyadari bahwa sahabatku bukan Arfah yang kukenal seperti dulu. Ia seperti masih asing dan hanya diam saja saat melihatku dan Sari datang.

Tak lama setelah aku dan Sari duduk, Arfah meminta ibunya untuk mengambilkan bingkai foto besar miliknya. Di bingkai foto itu ada cukup banyak fotoku bertiga dengan Arfah dan Sari. Ia agak sedikit mengingatku namun pandangannya masih sama seperti saat aku dan Sari datang tadi. Masih menatapku dengan pandangan bingung dan mengingat-ingat siapa aku.

Aku memulai percakapan dengan menanyakan apakah Arfah masih ingat padaku. Dia masih saja terlihat bingung. Namun lama-lama dia sedikit ingat tentang aku. Banyaknya fotoku di hapenya dan di bingkai fotonya membuat ia merasa tak asing denganku.

Aku senang sekali. Meskipun kamu belum begitu ingat denganku, aku harap lama-lama kamu bisa mengingat semua tentang kita. Cepat sembuh ya sahabatku Arfah. Semoga kamu bisa jadi Arfah yang dulu lagi. Yang bisa selalu menemaniku di saat suka dan duka. Miss you Arfah :D

Senin, 27 Februari 2012

Kacamata Aneh


Aku punya cerita konyol gara-gara kacamata nih. Aku nggak inget tanggal berapa tepatnya kejadian itu menimpaku. Yang jelas aku nggak bakalan bisa lupain kejadian dimana aku bisa dikategorikan sebagai 7 orang teraneh di dunia versi on the spot (mungkin. hehe).

Gini ceritanya. Waktu itu aku masih ditempatin kerja di daerah Mampang. Tepat di hari itu aku memakai jilbab dengan model yang nggak seperti biasanya. Aku sengaja memodifikasi jilbab yang kupakai supaya tidak bosan dengan gaya jilbab yang itu-itu saja.

Hari itu seperti biasa aku pulang kantor dengan naik bis 75 sampai pasar minggu. Rupanya tak ada tempat duduk yang kosong sehingga aku harus berdiri di bis entah sampai mana. Rasa senang menyelimuti hatiku saat kulihat banyak orang termasuk wanita yang melihatku dengan tatapan yang 'entah apa maksudnya'.

Aku memang tak tahu apa maksud dari tatapan orang-orang di bis padaku. Kalau yang ngeliatinnya cowok-cowok muda gitu sih aku maklum (mungkin karena aku cantik ƪ(‾▿‾)ʃ. hahaha. geer banget sih) tapi kenapa cewek-cewek juga pada ngeliatin aku sampe segitunya ya? Aneh juga sih. Nggak apa-apa deh. Bisa jadi mereka tertarik untuk menggunakan variasi jilbab yang sama dengan model jilbab yang saat itu kupakai.

Turun dari bis, lalu aku naik angkot 129. Lagi-lagi aku mendapat tatapan yang 'entah apa maksudnya' dari semua penumpang angkot. Masih sama dengan perasaan sebelumnya, aku makin senang banyak yang melihatku dengan model jilbab yang saat itu kupakai.

Berhubung adikku mau sekalian beli memory card untuk game play station'nya, dia menjemputku di tempat penjualan memory card.

Alangkah terkejutnya aku saat masuk ke tempat itu karena aku melihat mahluk aneh yang kebetulan sedang bercermin di kaca toko tersebut dengan tampang yang 'entah apa maksudnya'. Mahluk itu adalah aku. Iya, aku.

Kulihat dengan jilbab biru yang dipakainya, wanita berjilbab itu memakai kacamata dengan satu bingkai di dalam jilbab dan bingkai lain di luar jilbab.

Aaaaaaaakk.. Jadi... Jadi dari tadi di bis orang-orang ngeliatin aku dengan pandangan yang 'entah apa maksudnya' itu karena itu toh.

Wuaaaa... Maluuuuu >_<
Kenapa bisa-bisanya aku pakai kacamata kayak gitu coba? Aneh banget. Gimana orang-orang nggak ngeliatin. Fiuhhh...

*teman-teman, kalau pakai kacamata yang bener ya. buat yang pakai jilbab dicek lagi bingkainya udah bener belum masangnya. jangan sampai punya kejadian memalukan kayak aku (┌.┐)

Jumat, 17 Februari 2012

Kejadian Konyol


Hei kamu. Iya kamu. Kamu yang lagi baca blog aku ini. Denger ya. *loh kok denger, aku kan lagi nulis ya? Kamu nggak mungkin denger. Oke kalau gitu. Baca ya. Baca blog aku ini. Aku mau ceritain tentang kejadian yang kualami tadi pagi.

Jadi ceritanya aku hari ini masih kedatangan 'tamu'. Sholat dhuha pun tak kulakukan lagi hari ini. Harusnya sih aku tetap membaca dzikir al'matsurat, tapi lagi-lagi aku nggak berusaha menyempatkan diri untuk membaca dzikirnya sebelum berangkat kerja.

Seperti biasa, aku berangkat kerja dengan menaiki 3 transportasi umum. Pertama aku naik bis yang ke pasar rebo, dilanjutkan dengan naik bis 509 dan di lebak bulus aku naik busway untuk sampai di halte permata hijau.

Pagi tadi aku cukup senang karena tak perlu rebutan tempat duduk di busway. Mungkin karena aku berangkat agak siang jadi saat aku sampai di halte busway lebak bulus, busway yang ada belum terisi penuh oleh penumpang.

Tak berapa lama busway melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi. Serem juga sih sebenarnya. Tapi tak apalah, toh dengan begitu aku akan tiba di kantor lebih cepat.

Di halte pemberhentian berikutnya, kulihat ada wanita muda setengah gemuk. *hah, setengah gemuk gimana tuh? (‾˛‾")ƪ(˘-˘)
Iya, maksudnya badannya kayak Afriyani gitu. Tau kan Afriyani? Pasti tau dong.

Nah, dia duduk di seberangku tuh. Entah kenapa saat melihat wajahnya, aku ingin tertawa terbahak-bahak. Dandanannya itu loh. Terlalu gimana gitu. Agak nggak pas aja di wajahnya. Entah karena terlalu menor atau terlalu nggak nyambung sama warna kulit dan wajahnya. Bisa jadi dua-duanya. Hehe.

Dia memakai baju kuning, eye shadow-nya warna pink, sementara itu lipstiknya warna merah seperti warna jambu air versi merah banget.

Untungnya aku tidak terlalu lama melihatnya. Setidaknya aku nggak bakal ngerasa mau ketawa lagi. Hahaha #peace mba :p

Karena bosan, aku menyandarkan kepalaku di kursi busway namun tak berniat untuk tidur. Aku merasa aneh ketika tiduran. Ada sesuatu yang mengganjal di belakang kepalaku. Kucoba menyentuh pin peniti di kepalaku dan alangkah kagetnya aku ternyata di pin peniti itu ada pinset.

Aaaaaaaaaaaaa.... Rasanya ingin teriak saja. Malu banget >_<
Jadi selama aku berangkat dari rumah sampai busway ini aku membawa-bawa pinset yang tersangkut di kepalaku?? Apaaaahh??

Tapi kenapa bisa? Siapa yang naro disitu coba? Apa iya aku nggak ngerasa ada pinset itu pas pakai di rumah? Huaaahh.. :'(

Entahlah. Aku jadi menyesal menertawakan mba-mba tadi. Maafin aku ya mba. Aku harusnya juga mentertawakan diriku sendiri karena kesalahan konyol yang kulakukan..
Lain kali aku harus lebih hati-hati karena kejadian tak terduga selalu saja menimpaku dimanapun aku berada.

Lagi-lagi ini seperti teguran dari Allah bahwa aku tak boleh melewatkan dzikir al'matsuratku.. Maafkan aku Ya Allah :'(

Kamis, 16 Februari 2012

Bis 509


Aku mau curhat nih.. Hari ini Alhamdulillah aku bisa bangun lebih pagi dari biasanya (padahal bangun jam 05.30. Hehe :p). Rencananya sih aku mau berangkat lebih awal supaya sampai kantor juga lebih awal. Tapi, rencanaku digagalkan oleh adanya insiden fatal di jalan tol akibat ulah supir bis 509 yang kutumpangi.

Bis 509 berwarna kuning jurusan kampung rambutan-pasar rebo itu menabrak mobil Xenia putih yang ada di depannya. Aku nggak begitu mengetahui persis gimana ceritanya sehingga bis 509 nabrak mobil di depannya karena aku lebih memperhatikan jalanan melalui kaca jendela di samping kanan daripada melihat ke depan jalan.

Yang aku lihat adalah ketika bis menabrak bagian belakang mobil hingga penyok dan kaca bagian belakang mobil pun pecah hampir semuanya.

Akhirnya mobil yang ditabrak dan bis 509 yang kutumpangi pun meminggirkan kendaraannya. Penumpang mobil menghampiri supir 509 dan menanyakan apakah dia memiliki SIM dan STNK atau tidak. Supir yang ditanya hanya bisa diam tanpa menjawab apapun.

Karena kupikir akan lama lagi urusannya, aku memutuskan untuk turun saja dari bis 509 dan berjalan sedikit untuk mencari bis nomor 20 jurusan lebak bulus.

Turun dari bis nomor 20, aku menuju halte busway. Setelah cukup lama menunggu, busway datang namun belum juga beranjak ke bagian penumpang yang akan naik. Lamaaaaa sekali hingga akhirnya busway berikutnya pun datang. Aku sudah telanjur menunggu di sebelah kanan tempat pemberhentian busway jadi aku nggak pindah tempat ke pemberhentian sebelah kiri.

Setelah busway berangkat, busway sebelah kanan yang aku tunggu-tunggu nggak datang-datang juga. Malahan datang lagi busway berikutnya ke sebelah kiri. Tanpa pikir panjang, aku lari saja ke sebelah situ supaya dapat duduk tentunya. Dan benar saja, busway yang aku tumpangi malah berangkat lebih duluan daripada busway yang daritadi kau tungguin tapi ga datang-datang ke tempat aku menunggu.

Tapi alhamdulillah deh aku bisa sampai kantor jam 10 kurang 10 menit. Setidaknya nggak lewat dari jam 10. Maunya sih jam setengah 10 udah nyampe kantor.

Apa yang sudah kualami hari ini tentu ada pelajaran yang bisa diambil. Hari ini aku memang masih kedatangan 'tamu'. Oleh karena itu aku tidak sholat dhuha dulu tadi sebelum berangkat ke kantor. Harusnya aku tetap membaca dzikir al'matsurat tapi aku tak sempat. Aku menyesal tak membaca dzikir al'matsurat. Apalagi kemarin juga saat aku 'dapet' aku nggak baca dzikir dan jadinya saat nunggu busway, deborah yang gede lewat di depanku. Padahal waktu nunggu busway aja lama banget datengnya.. :'(

Selasa, 14 Februari 2012

Manfaat Sholat Dhuha dan Dzikir Al'Matsurat


Hei blog-ku.. Ketemu lagi deh kita. Hehe.
Aku mau mulai untuk sering mengunjungimu ah. Kan kasian kalau kamu nggak aku tengokin terus. Hoho.

Aku mau cerita kalau aku kemarin seneng banget. Ceritanya mulai kemarin itu aku nggak nginep di rumah Uwa karena Uwa Uwi lagi ada tugas kantor di Bandung sementara itu Uwa Desi dan Dindra ke Tasik selama seminggu untuk liburan. Nah, jadinya aku harus pulang-pergi Depok-Permata Hijau tiap hari. Jarak Depok-Permata Hijau memang lebih jauh daripada dari rumah uwa ke kantor. Bayangkan saja, perjalananku dari rumah uwa ke kantor kurang lebih hanya 30 menit. Jauh berbeda dibandingkan perjalananku dari Depok ke kantor dengan memakan waktu kurang lebih 2 jam. Luar biasa. Empat kali lipatnya perjalanan dari uwa ke kantor. Ckckck.

Otomatis waktu yang tersedia untuk persiapan ke kantor di rumah uwa lebih banyak dibanding ketika aku harus ke kantor dari Depok. Maka dari itu aku kalau di rumah uwa rajin baca dzikir al'matsurat pagi-sore baik setelah sholat subuh, setelah sholat dhuha atau setelah sholat magrib untuk sorenya.

Banyak manfaat yang kudapatkan jika aku membaca dzikir al'matsurat. Biasanya aku diberikan kemudahan, keselamatan, dan kelancaran dalam melakukan apapun di hari aku membaca dzikir al'matsurat. Apalagi setelah aku mengalami 2 kali hampir kecopetan di angkot. Sejak itu aku sering membiasakan diri sholat dhuha dan dzikir al'matsurat.

Kemarin itu alhamdulillah aku sempat membaca al'matsurat setelah sholat dhuha. Dan aku benar-benar merasakan manfaat yang Subhanallah banget di hari itu. Saat berangkat aku dapat tempat duduk di bis bogor-kp.rambutan. Di 509 pun aku mendapat tempat duduk meskipun tak lama. Ketika naik busway pun alhamdulillah aku dapat tempat duduk juga.

Dalam perjalanan pulang kerja pun aku diberi kelancaran dan kemudahan sampai Depok. Aku keluar kantor sekitar jam 4. Di jembatan penyeberangan kulihat bis 85 sudah melaju jadi aku putuskan untuk naik busway saja. Ternyata setelah membeli tiket, busway pun datang dan saat aku masuk lewat pintu belakang ada orang yang turun sehingga aku langsung dapat duduk. Padahal terkadang aku harus menunggu busway cukup lama dan harus berdiri di busway sampai terminal lebak bulus.

Begitu pula saat aku turun dari busway di halte pondok indah 1. Aku berjalan sebentar menuju lampu merah untuk naik bis 509 dan bis 509 itu sudah akan berangkat. Sambil berlari agak cepat aku naik bis 509 dan bis segera berangkat. Padahal biasanya bis 509 suka 'ngetem' lama banget. Tapi mungkin bis itu sudah lebih dulu 'ngetem' sebelum aku tiba. Jadi aku tak perlu menunggu bus 'ngetem' berlama-lama. Alhamdulillah juga aku dapat tempat duduk.

Sesampainya di pasar rebo, aku menuju pangkalan bis bogor-kp rambutan dan kulihat bis yang kutuju sudah lumayan penuh namun masih tersedia tempat duduk. Aku duduk di samping ibu-ibu tepatnya di dekat jendela dan beberapa menit kemudian bis yang kutumpangi segera berangkat. Alhamdulillah. Padahal biasanya bis bogor-kp rambutan atau depok timur-kp rambutan itu ngetem lama banget di pasar rebo.

Subhanallah ya ternyata. Manfaat dari sholat dhuha dan membaca dzikir al'matsurat banyak sekali. Selain kita jadi lebih dekat lagi sama Allah, hati jadi tenang, diberi kelancaran dan kemudahan dalam melakukan apapun, terhindar dari marabahaya, dan masih banyak lagi. Terima kasih Ya Allah. Terima kasih untuk kemudahan dan kelancaran yang Kau berikan kepadaku kemarin. Mudah-mudahan aku bisa menjaga dan mempertahankan dhuha maupun bacaan al'matsuratku dalam keadaan apapun dan sesibuk apapun. Mudahkanlah Ya Allah. Amin.. :)

Minggu, 12 Februari 2012

Kangen Curhat di Blog


Hei blog-ku.. Ya ampun, udah lama banget ya aku nggak nulis lagi disini. Terakhir aku nulis tahun 2010. Itu artinya udah setahun ya aku nggak curhat sama kamu. Kyaaa.. Maaf ya blog-ku.

Oh iya, aku mau cerita sedikit nih. Sekarang alhamdulillah aku udah lulus dari Politeknik Negeri Jakarta dan udah kerja di sebuah perusahaan di kawasan Jakarta Selatan. Tepatnya di lantai 21 gedung yang ada di seberang ITC Permata Hijau. Hohoho.

Aku senang kerja disana. Selain orang-orang kantornya ramah, kerjaannya juga nggak begitu banyak. Jadi aku bisa menyempatkan diri untuk membaca berita atau menulis cerita. Nah, kenapa aku nggak kepikir nulis di blog ya? Itu dia, aku udah nggak kepikiran sama kamu sih. Paling kalau curhat ya kalau nggak ke keluarga atau temen ya curhat di twitter. Maaf ya, aku jadi melupakanmu blog. Hehe.

Sepertinya ceritaku segitu dulu ya. Aku ngasih tau kamu supaya kamu tahu kesibukanku sekarang apa? Sekarang kamu udah tau kan? Kamu sambil doain aku ya. Aku ingin melanjutkan kuliah S1. Niatnya sih gitu. Sayangnya sampai detik ini aku belum bisa tergerak untuk kuliah lagi. Kamu doain juga dong supaya aku tergerak hatinya untuk kembali menuntut ilmu di bangku kuliah lagi secepatnya.. ƪ(ˇ▽ˇ)-c<ˇ_ˇ)

Oke, lain kali aku curhat lagi deh sama kamu. Udah dulu ya blog.. Bye bye (˘⌣˘)ε˘`)